Faidah

Berakhlak Mulia dengan Tawadhu’ (Rendah Hati)

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”
(QS. Al-Furqan: 63)

Faedah dan Hikmah

Rendah Hati dan Tawadhu’: Ayat ini mengajarkan kita untuk bersikap tawadhu’ (rendah hati), menjauhi kesombongan dan keangkuhan dalam setiap interaksi sosial. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang tawadhu’ karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim). Sikap tawadhu’ adalah ciri khas hamba Allah yang sejati dan menjadikan seorang Muslim mulia di sisi-Nya.

Kesabaran dan Pengendalian Diri: Ayat tersebut mengandung pelajaran penting tentang kesabaran, ketenangan, dan pengendalian diri ketika berhadapan dengan orang yang jahil atau kasar. Ini selaras dengan firman Allah dalam QS. Fushshilat: 34: “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang setia.”

Ketahanan Moral: Seorang Muslim yang memiliki sifat tawadhu’ tidak mudah terpengaruh oleh keburukan di sekitarnya dan senantiasa menjaga kesucian hati serta akhlaknya. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kehormatan diri dan memprioritaskan kemuliaan akhlak dalam menghadapi ujian sosial.

Pahala dan Kedudukan di Sisi Allah: Orang yang mampu menjaga akhlaknya ketika berhadapan dengan situasi sulit akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Allah memuji hamba-hamba-Nya yang istimewa (‘ibadurrahman), yang bersikap tawadhu’ dan mampu membalas keburukan dengan kebaikan. Firman Allah dalam QS. Asy-Syura: 40: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.”

Implementasi dalam Kehidupan

  • Membiasakan Rendah Hati: Menjaga sikap tidak sombong dalam setiap keadaan, baik ketika berinteraksi dengan keluarga, teman, atau orang asing.
  • Sikap Damai dalam Konflik: Saat dihadapkan dengan seseorang yang kasar, seorang Muslim diingatkan untuk menjawab dengan ucapan yang mengandung kebaikan.
  • Menjaga Perbuatan dan Ucapan: Hindari balasan negatif terhadap perlakuan buruk, dan prioritaskan respon yang bijak dan baik.

Dengan menjaga sikap tawadhu’, seorang Muslim dapat membangun hubungan yang lebih baik dan mencerminkan akhlak Rasulullah ﷺ yang mulia.

═══✺══✺══✺═══

Sahabat Sunnah, silahkan share.
Semoga Allah membuka pintu kebaikan melalui kita… aamiin.

✍ Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.