Faidah

Fitnah Dunia dan Wanita: Waspada Terhadap Godaan Terbesar

Dunia seringkali terlihat begitu indah, manis, dan menawan. Keindahan ini membuat banyak orang terlena dan lupa akan tujuan hidup yang hakiki. Rasulullah ﷺ, dengan rahmatnya, memberikan peringatan keras dan berharga bagi umatnya agar tidak tertipu oleh godaan yang fana ini. Beliau bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

Artinya: “Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau (menarik), dan sungguh Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya, maka Allah akan melihat bagaimana kalian beramal. Maka berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah dalam urusan wanita.” (HR. Muslim).

Hadis ini adalah peringatan yang sangat tegas agar kita waspada terhadap fitnah dunia dan wanita.


Peringatan Terhadap Fitnah Dunia

Rasulullah ﷺ memulai hadis ini dengan menggambarkan dunia sebagai sesuatu yang “manis lagi hijau”. Manis karena kenikmatannya terasa lezat, dan hijau karena pemandangan serta isinya terlihat segar dan menarik. Ini adalah metafora yang sempurna untuk menggambarkan betapa godaan dunia begitu memikat hati manusia. Namun, di balik keindahan itu, terdapat ancaman besar.

Allah menjadikan kita sebagai khalifah (pemimpin) di dunia ini untuk melihat bagaimana kita beramal. Apakah kita akan terbuai oleh keindahan dunia, ataukah kita akan menggunakannya sebagai sarana untuk beribadah dan mengumpulkan bekal akhirat? Faedah dari hadis ini adalah dorongan untuk senantiasa mengingat bahwa dunia hanyalah persinggahan, dan tujuan utama kita adalah kampung akhirat. Ini selaras dengan pembahasan kita tentang usaha untuk kepentingan akhirat.


Wanita sebagai Fitnah Terbesar

Peringatan kedua dalam hadis ini adalah agar berhati-hati terhadap wanita. Beliau tidak bermaksud merendahkan kaum wanita, namun hadis ini menyoroti peran wanita sebagai fitnah terbesar bagi laki-laki. Sebagaimana sejarah Bani Israil, fitnah pertama yang membuat mereka menyimpang dari jalan Allah adalah urusan wanita.

Peringatan ini berlaku untuk kedua belah pihak:

  • Bagi Laki-laki: Harus pandai menjaga pandangan, hati, dan perbuatan dari segala godaan yang datang dari wanita yang bukan mahram. Ini bukan tentang menjauhi wanita, tetapi tentang menjaga batasan syariat yang telah ditetapkan Allah demi kemaslahatan bersama.
  • Bagi Wanita: Hadis ini adalah pengingat agar wanita muslimah hendaknya pandai menjaga diri dan aurat mereka. Jangan sampai menjadi penyebab terbukanya pintu fitnah bagi laki-laki. Menjaga aurat, menjaga adab, dan menjaga kehormatan adalah bentuk ketaatan yang akan melindungi diri sendiri dan masyarakat dari kerusakan moral. Hal ini juga merupakan bagian dari meraih ampunan dan pahala besar dari Allah.

Untuk memahami lebih dalam mengenai adab berinteraksi antara laki-laki dan perempuan dalam Islam, Anda bisa merujuk pada artikel-artikel dari situs-situs tepercaya seperti Rumaysho.Com (perlu dicari artikel spesifik tentang fitnah wanita jika ada, atau gunakan ini sebagai contoh link ke situs ulama).


Maka, sudah sepatutnya setiap mukmin dan mukminah menjadikan hadis ini sebagai pedoman. Mari kita waspada terhadap fitnah dunia dan wanita. Dengan memfokuskan diri pada amal saleh dan menjaga batasan syariat, kita akan selamat dari godaan yang fana ini dan mendapatkan keridaan Allah di akhirat.