Pernahkah Anda merasa sesak karena dunia ini? Seolah-olah beban kehidupan menumpuk, cobaan datang silih berganti, dan rasa damai terasa begitu jauh. Jika ya, maka ingatlah perkataan mendalam dari ulama besar Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah: “ุงูุฏููููููุง ููุงูุณููุฌููู ููููู ูุคูู ููู ููููุงููุฌููููุฉู ููููููุงููุฑูุ ูููููููู ูุง ุฃูุฑูุงุฏู ุงููู ูุคูู ููู ุฃููู ููุฎูุฑูุฌู ู ููู ุงูุณููุฌููู ุฌูุงุกููู ููุฏูุงุกู: ุฅูููููู ููู ู ููุญููู ุงููููููุชู ุจูุนูุฏู”. Beliau menggambarkan, “Dunia ini seperti penjara bagi orang beriman dan seperti surga bagi orang kafir. Setiap kali seorang mukmin ingin keluar dari penjara (bebas dari cobaan dunia), terdengar suara: โBelum waktunya.โ” (Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim, hlm. 99).
Kata-kata bijak ini memberikan perspektif yang sangat menenangkan bagi mereka yang merasa sesak karena dunia. Ia mengubah cara pandang kita terhadap kesulitan.
Dunia: Penjara bagi Mukmin, Surga bagi Kafir
Kutipan Ibnul Qayyim ini adalah inti dari pemahaman kita tentang cobaan hidup. Bagi seorang mukmin, dunia ini adalah tempat ujian, pembatasan, dan perjuangan melawan hawa nafsu serta godaan syaitan. Ia adalah “penjara” karena kebahagiaan sejati dan kebebasan mutlak tidak dapat diraih di dalamnya. Kebahagiaan dan kebebasan yang sesungguhnya baru akan didapatkan di surga, setelah melewati ujian dunia ini.
Sebaliknya, bagi orang kafir yang tidak beriman kepada akhirat dan hanya mengejar kenikmatan dunia, dunia ini terasa seperti “surga”. Mereka mengumpulkan harta, mengejar kekuasaan, dan menikmati syahwat tanpa batasan syariat, seolah-olah tidak ada pertanggungjawaban di kemudian hari. Namun, kenikmatan itu fana, dan kehinaan di akhirat menanti mereka. Ini adalah salah satu bukti mengapa kita sering merasa sesak karena dunia, karena kita terikat oleh aturan dan batasan yang justru membebaskan kita di akhirat.
Ingatlah, Engkau Hanya Seorang Tahanan
Faedah utama dari atsar ini adalah pesan yang sangat menenangkan: jika engkau merasa sesak karena dunia, ingatlah bahwa engkau hanyalah seorang tahanan di dalamnya. Tahanan selalu mendambakan kebebasan. Kebebasan sejati bagi seorang mukmin bukanlah kematian, melainkan pertemuan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan beriman dan sabar. Kematian adalah gerbang menuju pembebasan ini, namun Allah belum menetapkan waktunya. Setiap cobaan, setiap kesulitan, adalah bagian dari masa “penahanan” ini, yang bertujuan membersihkan dosa dan meninggikan derajat.
Maka, ketika kesulitan hidup menerpa dan Anda merasa sesak karena dunia, jangan berputus asa. Itu hanyalah bagian dari takdir seorang mukmin. Jadikanlah kesabaran dan keimanan sebagai bekal Anda di “penjara” ini. Setiap kesabaran akan dibalas dengan pahala, dan setiap cobaan yang dilalui dengan sabar akan menjadi penghapus dosa. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang keutamaan sabar dalam Islam di situs kami.
Pembebasan adalah Bertemu Allah dalam Iman dan Sabar
Konsep “pembebasan” yang disebutkan Ibnul Qayyim bukanlah akhir dari penderitaan, melainkan puncak kenikmatan: bertemu dengan Allah dalam keadaan diridhai. Untuk mencapai pembebasan ini, dibutuhkan dua hal: keimanan yang kokoh dan kesabaran yang tak tergoyahkan. Keimanan akan menjaga kita tetap di jalan yang lurus, dan kesabaran akan membuat kita teguh menghadapi setiap rintangan.
Maka, bagi Anda yang mungkin saat ini sedang merasakan sesak karena dunia, jadikanlah ini sebagai motivasi untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Perkuat iman, perbanyak amal shalih, dan hiasi diri dengan kesabaran. Setiap detik kesulitan adalah kesempatan untuk mengumpulkan pahala dan mempersiapkan diri menuju “pembebasan” sejati. Anda bisa menemukan berbagai nasihat islami tentang kesabaran di portal-portal keagamaan terkemuka seperti Rumaysho.Com yang sering membahas faedah atsar seperti ini.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menguatkan hati kita dalam menghadapi setiap ujian, dan memudahkan kita untuk berpulang kepada-Nya dalam keadaan beriman dan sabar.