Islam adalah agama yang menekankan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Seorang Muslim tidak hanya dituntut untuk beribadah, tetapi juga untuk bekerja dan berkontribusi dalam kehidupan sosialnya. Dalam hal ini, para sahabat Nabi ﷺ telah memberikan teladan yang agung.
📜 Perkataan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
“إني لأبغض الرجل فارغا لا في عمل الدنيا ولا في عمل الآخرة”
“Sungguh aku benar-benar membenci orang yang pengangguran. Tidak bekerja untuk dunianya dan tidak beramal untuk akhiratnya.”
(Kamus Nasehat Para Ulama, hal. 35)
Perkataan ini menunjukkan pentingnya keseriusan dalam menjalani hidup, dengan memanfaatkan waktu secara maksimal, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.
Faedah dan Hikmah dari Atsar Ini
- Islam Mendorong Produktivitas
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu tidak menyukai orang yang menganggur. Ini menunjukkan bahwa kemalasan bukanlah sifat seorang mukmin. Muslim sejati adalah mereka yang aktif dan bermanfaat. - Seimbangkan antara Dunia dan Akhirat
Dalam Islam, tidak ada dikotomi antara dunia dan akhirat. Bekerja mencari nafkah juga merupakan bagian dari ibadah jika diniatkan dengan benar. Demikian juga ibadah seperti shalat, tilawah, dan menuntut ilmu adalah bentuk investasi untuk akhirat. - Waktu Adalah Amanah
Setiap detik akan dimintai pertanggungjawaban. Maka gunakan waktu dengan bijak—bekerjalah untuk dunia, dan beramallah untuk akhirat.
Produktif dalam Dua Alam: Dunia & Akhirat
Islam mengajarkan agar kita:
- Bekerja dengan jujur dan sungguh-sungguh untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
- Beribadah dan menuntut ilmu untuk meraih derajat tinggi di sisi Allah.
- Menghindari kemalasan dan kesia-siaan, karena waktu adalah modal utama dalam hidup.
═══✺══✺══✺═══
Sahabat Sunnah, mari kita sebarkan pesan mulia ini.
Semoga Allah membimbing kita untuk menjadi hamba yang aktif, produktif, dan bermanfaat… aamiin 🤲
✍ Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.