Faidah

Imani Sifat Allah Ta’ala Tanpa Keraguan

Pernyataan Imam Malik bin Anas:
“الاستواء غير مجهول، والكيف غير معقول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة.”

Artinya:
“Istiwa itu tidaklah asing (bagi kita), cara (hakikat)nya tidak dapat dipahami oleh akal, beriman dengan itu adalah wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah.” (Diriwayatkan dalam Sharh Usul I’tiqad Ahlus Sunnah 1/69 oleh Al-Laalika’i dan dalam Lum’atul I’tiqad hal. 70 oleh Ibn Qudamah).

Faedah Penting:

  1. Istiwa sebagai Sifat Allah yang Harus Diimani
    Istiwa (berada tinggi di atas arsy) adalah salah satu sifat Allah yang disebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an. Sebagai Muslim, kita wajib mengimaninya tanpa keraguan, meskipun hakikatnya di luar jangkauan akal manusia. Allah ‘azza wa jalla tidak dapat disamakan dengan makhluk-Nya, sehingga memahami sifat-Nya menuntut penerimaan penuh tanpa menggambarkan atau membayangkannya.
  2. Keterbatasan Akal dalam Memahami Sifat Allah
    Akal manusia memiliki batasan dalam memahami hal-hal yang bersifat ghaib, termasuk sifat-sifat Allah. Upaya untuk membayangkan atau memvisualisasikan sifat-sifat Allah adalah sia-sia karena Allah tidak serupa dengan apapun yang ada di dunia ini.
  3. Beriman Tanpa Menyelewengkan Makna
    Menerima sifat-sifat Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits adalah kewajiban setiap Muslim. Kita wajib mempercayai tanpa mencoba menafsirkan atau menyelewengkan makna yang telah ditetapkan. Mempertanyakan bagaimana sifat Allah terjadi adalah tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam.
  4. Menjaga Aqidah dari Penyimpangan
    Bertanya tentang detail sifat-sifat Allah yang tidak dapat dipahami oleh akal dapat menimbulkan kebingungan dan penyimpangan dalam aqidah. Rasulullah  dan para sahabat tidak pernah mengajarkan umat untuk bertanya tentang hakikat sifat Allah, termasuk istiwa. Oleh karena itu, tindakan tersebut sebaiknya dihindari demi menjaga kemurnian aqidah.
  5. Waspada terhadap Penafsiran yang Menyimpang
    Waspadailah kelompok atau ajaran yang memanipulasi pemahaman sifat-sifat Allah dengan penafsiran yang tidak sesuai dengan ajaran salaf. Tetaplah berpegang pada pemahaman yang lurus sebagaimana dicontohkan oleh generasi terbaik umat.

Sahabat Sunnah, silakan sebarkan.
Semoga Allah Ta’ala membukakan pintu-pintu kebaikan melalui usaha kita. Aamiin.

Ditulis oleh: Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.