oak, tree, forest, meadow, nature, fall, grass, big tree, sunlight

Usaha untuk Kepentingan Akhirat: Investasi Sejati yang Berbuah Abadi

Dalam hiruk pikuk kehidupan dunia, kita sering menyaksikan betapa gigihnya manusia berusaha untuk meraih segala sesuatu yang bersifat duniawi. Mereka bekerja keras, menempuh pendidikan tinggi, membangun karier cemerlang, dan mengejar kekayaan. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak dan merenungkan: apa yang akan kita bawa setelah semua usaha untuk kepentingan akhirat ini berakhir, dan kita kembali kepada-Nya?

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Isra’ (17:19), sebuah ayat yang memberikan arahan sangat jelas tentang prioritas hidup seorang mukmin:

وَمَنْ أَرَادَ ٱلۡأٓخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡيَهَا وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَأُوْلَٰٓئِكَ كَانَ سَعۡيُهُم مَّشۡكُورٗا

Artinya: “Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia adalah seorang mukmin, maka mereka itulah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik (disyukuri).

Ayat ini adalah undangan sekaligus janji dari Allah bagi mereka yang serius dalam meniti jalan menuju kebahagiaan abadi.


Mengapa Usaha untuk Akhirat Lebih Utama?

Faedah dari ayat ini sangatlah mendalam dan menjadi pengingat bagi kita semua. Banyak manusia memang berusaha keras untuk kepentingan duniawi, dan itu adalah hal yang wajar. Namun, setelah semua urusan duniawi didapatkan, setelah kekayaan menumpuk, dan setelah jabatan tertinggi diraih, dia akan meninggal dunia tanpa membawa apa-apa kecuali amalannya!

Saudaraku fillah, inilah mengapa kita harus mengubah perspektif. Dunia ini fana, sementara akhirat adalah kekal. Segala usaha untuk kepentingan akhirat akan mendapatkan balasan yang tak terhingga dan abadi, berbeda dengan hasil usaha duniawi yang sementara.

1. Balasan yang Disyukuri (Mashkura)

Kata “mashkura” dalam ayat ini berarti “disyukuri” atau “dibalas dengan baik”. Ini menunjukkan bahwa Allah akan menghargai dan membalas setiap usaha untuk kepentingan akhirat yang dilakukan seorang mukmin. Bahkan, pahalanya mungkin dilipatgandakan melebihi apa yang kita bayangkan. Ini berbeda dengan usaha duniawi yang hasilnya belum tentu selalu sesuai harapan, dan seringkali tidak bertahan lama.

2. Kualitas Usaha dan Keimanan

Ayat ini mensyaratkan dua hal penting agar usaha untuk akhirat kita dibalas dengan baik:

  • Berusaha dengan sungguh-sungguh (sa’yaha): Ini menunjukkan bahwa mencari akhirat bukan hanya sekadar niat atau angan-angan, tetapi harus disertai dengan kerja keras, pengorbanan, dan kesungguhan. Contohnya adalah belajar ilmu agama dengan tekun, beribadah dengan khusyuk, berdakwah, atau berinfak secara konsisten.
  • Dalam keadaan mukmin: Usaha yang dilakukan harus dilandasi oleh iman yang kokoh kepada Allah dan Hari Akhir. Tanpa iman, amal kebaikan sebesar apa pun tidak akan bernilai di sisi Allah. Hal ini selaras dengan konsep 3 amalan jariyah yang pahalanya terus mengalir, yang juga membutuhkan landasan keimanan.

Prioritas dalam Kehidupan Seorang Mukmin

Memahami ayat ini adalah kunci untuk mengatur prioritas hidup kita. Bukan berarti kita harus meninggalkan dunia sama sekali, namun meletakkan akhirat sebagai tujuan utama akan membuat setiap usaha duniawi kita menjadi bernilai akhirat.

  • Bekerja untuk Dunia, dengan Niat Akhirat: Kita bisa bekerja, berdagang, atau menuntut ilmu dunia, namun niatkan semua itu untuk mencari rezeki halal agar bisa beribadah lebih baik, bersedekah, menafkahi keluarga, dan membantu dakwah. Dengan demikian, aktivitas duniawi kita pun menjadi usaha untuk kepentingan akhirat.
  • Perbanyak Amal Shalih: Shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur’an, berzikir, menuntut ilmu agama, berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahim, dan berbuat baik kepada sesama adalah contoh nyata usaha untuk kepentingan akhirat. Semakin banyak kita lakukan, semakin besar balasan yang menanti. Artikel kami tentang meraih ampunan dan pahala besar juga membahas sifat-sifat yang Allah janjikan ampunan dan pahala besar.
  • Mengingat Kematian: Faedah dari ayat ini mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, semua yang kita kumpulkan di dunia akan kita tinggalkan. Hanya amal saleh yang akan menemani kita di alam kubur dan menjadi bekal di akhirat. Perenungan tentang akhir perjalanan kepada Allah ini akan memotivasi kita untuk lebih fokus pada akhirat.

Untuk pendalaman lebih lanjut mengenai tafsir QS. Al-Isra’: 19 dan bagaimana mengaplikasikan makna ini dalam hidup, Anda bisa merujuk pada situs-situs tafsir Al-Qur’an terkemuka seperti Tafsirweb.com.


Saudaraku fillah, jangan biarkan diri kita terlena oleh gemerlap dunia yang fana. Mari kita alokasikan energi, waktu, dan harta kita untuk usaha untuk kepentingan akhirat dengan sungguh-sungguh, dilandasi keimanan yang kokoh. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima setiap usaha kita dan membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda, di dunia dan di akhirat.

Scroll to Top