al-qur'an, quran, scripture

Kebutuhan Terhadap Ilmu: Lebih Penting dari Makanan dan Minuman

Pernahkah kita merenungkan betapa mendasarnya ilmu dalam hidup kita? Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama besar, pernah mengatakan sebuah kalimat yang sangat mendalam: “النَّاسُ إِلَى الْعِلْمِ أَحْوَجُ مِنْهُمْ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ، لِأَنَّ الرَّجُلَ يَحْتَاجُ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ فِي الْيَوْمِ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ، وَحَاجَتُهُ إِلَى الْعِلْمِ بِعَدَدِ أَنْفَاسِهِ”. Beliau menegaskan bahwa “Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman, karena seseorang hanya membutuhkan makanan dan minuman sekali atau dua kali dalam sehari, sedangkan ia membutuhkan ilmu sebanyak tarikan napasnya.” (Sumber: Thabaqat al-Hanabilah karya Ibnu Abi Ya’la, 1/146).

Ungkapan Imam Ahmad ini bukan sekadar metafora, melainkan sebuah realitas fundamental yang sering luput dari perhatian kita. Mari kita telaah lebih dalam mengapa kebutuhan terhadap ilmu begitu vital.


Ilmu Menjaga Akal, Hati, dan Jiwa

Makanan dan minuman memang esensial untuk menjaga kelangsungan hidup jasad kita. Tanpa keduanya, tubuh akan lemah dan mati. Namun, ilmu memiliki fungsi yang jauh lebih fundamental: ia menjaga akal, hati, dan jiwa. Ilmu adalah nutrisi spiritual dan intelektual yang membimbing kita dalam setiap keputusan, setiap interaksi, dan setiap langkah hidup. Tanpa ilmu, akal bisa sesat, hati bisa beku, dan jiwa bisa kosong dari petunjuk. Ini yang menjadikan kebutuhan terhadap ilmu berada di atas segala kebutuhan fisik.


Kebutuhan Terus-Menerus: Sebanyak Tarikan Napas

Berbeda dengan makan dan minum yang kita lakukan hanya satu atau dua kali sehari, kebutuhan terhadap ilmu bersifat terus-menerus, sebanyak tarikan napas kita. Setiap detik kita hidup, kita membutuhkan bimbingan ilmu. Baik itu saat berbicara, saat marah, saat beribadah, atau saat berinteraksi dengan orang tua, istri, suami, tetangga, dan siapa pun. Ilmu memberi kita batasan, petunjuk, dan kebijaksanaan. Bagaimana kita bisa shalat dengan benar tanpa ilmu? Bagaimana kita bisa bermuamalah secara adil tanpa ilmu? Ilmu adalah kompas yang tak pernah berhenti kita butuhkan. Anda bisa membaca artikel kami tentang pentingnya belajar agama untuk memahami ini lebih jauh.


Ilmu Memberi Arah Hidup yang Benar

Tanpa ilmu, seseorang bisa tersesat tanpa ia sadari. Ia bisa terjerumus dalam kesyirikan, melakukan bid’ah, atau berbuat zalim, semuanya karena ketidaktahuan. Ilmu adalah lentera yang menerangi jalan hidup kita. Dengan ilmu, napas kita bisa menjadi zikir, langkah kita bisa menjadi takwa, dan seluruh hidup kita menjadi bernilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ilmu mengajarkan kita tujuan hidup yang hakiki dan cara mencapainya. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa kebutuhan terhadap ilmu tidak bisa ditawar.


Ilmu: Inti Kehidupan, Bukan Sekadar Pelengkap

Tidak ada istilah “cukup ilmu” bagi seorang Muslim sejati. Sebagaimana napas tidak pernah berhenti kita butuhkan, demikian pula ilmu. Semakin banyak ilmu yang kita miliki, semakin kita menyadari betapa luasnya lautan pengetahuan yang belum kita selami. Ilmu bukan sekadar pelengkap hidup atau hobi, tetapi inti dari kehidupan itu sendiri. Ia adalah fondasi untuk kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat. Pelajari lebih lanjut tentang manfaat menuntut ilmu di rancaekek.com. Anda juga dapat merujuk pada situs-situs tepercaya seperti Rumaysho.Com untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang pentingnya ilmu agama.

Maka, marilah kita senantiasa memupuk kebutuhan terhadap ilmu dalam diri kita. Jadikanlah menuntut ilmu sebagai prioritas utama, karena ia adalah bekal sejati yang akan menjaga akal, hati, dan jiwa kita di setiap tarikan napas.

Scroll to Top