Sikap Tunduk dalam Memahami Sifat Allah
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
“Allah tidak boleh disifati kecuali dengan apa yang Dia sifatkan untuk diri-Nya, atau yang disifatkan oleh Nabi-Nya. Tidak boleh melewati apa yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits.”
(Referensi: Al-Ushul As-Sunnah, halaman 14)
Faedah dan Pelajaran Penting:
- Batasan dalam Menyifati Allah Imam Ahmad menekankan bahwa sifat-sifat Allah harus ditetapkan hanya berdasarkan Al-Qur’an dan hadits Nabi ﷺ. Ini menunjukkan pentingnya tidak menggunakan akal semata dalam mendefinisikan sifat Allah, mengingat keterbatasan akal manusia.
- Dalil: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11)
- Menghindari Penyimpangan dalam Aqidah Ucapan Imam Ahmad mengingatkan agar menjauhi dua ekstrem dalam memahami sifat Allah, yaitu tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk) dan ta’thil (meniadakan sifat-sifat Allah). Menetapkan sifat sesuai Al-Qur’an dan Sunnah menjaga pemahaman dari penyimpangan.
- Dalil: “Dan Allah memiliki nama-nama yang terbaik, maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebutnya, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) nama-nama-Nya.” (QS. Al-A’raf: 180)
- Menjaga Kesucian Aqidah Menetapkan sifat Allah sesuai nash tanpa tambahan atau pengurangan menjaga kesucian aqidah Islam. Ini menghindari pengaruh filsafat spekulatif atau teori-teori lain yang bisa merusak kemurnian iman.
- Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Hadits Imam Ahmad mengajarkan pentingnya mengandalkan sumber yang terpercaya, yakni Al-Qur’an dan sunnah, dalam memahami agama. Pemahaman di luar sumber wahyu berpotensi menimbulkan kesesatan.
- Dalil: “Katakanlah: ‘Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.’” (QS. Al-Baqarah: 111)
- Sikap Tunduk dalam Memahami Sifat Allah Menerima apa yang Allah dan Rasul-Nya sampaikan tentang sifat-sifat-Nya menunjukkan sikap tunduk dan tawadhu’. Seorang Muslim seharusnya menghindari sikap sok tahu atau menambah-nambah dengan spekulasi.
Intisari:
Sikap tunduk pada Al-Qur’an dan hadits dalam memahami sifat Allah melahirkan ketenangan hati dan menghindari kebingungan dalam masalah aqidah. Keikhlasan menerima tanpa merubah isi ajaran mencerminkan ketundukan yang benar kepada Allah.
Sahabat Sunnah, silahkan share.
Semoga Allah membuka pintu kebaikan melalui kita… aamiin.
✍ Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.