Saudaraku Apakah Engkau Merasa Lebih Berhak Dari Rasulullah ﷺ…?!
بسم الله الرحمن الرحيم
Saudaraku rahimakumullaah, ketahuilah bahwa semua yang diajarkan dan dicontohkan Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam kepada kita adalah semata-mata ajaran Allah ‘azza wa jalla. Bukan sesuatu yang beliau buat-buat sendiri.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [An-Najm: 3-4]
Asy-Syaikh Al-Mufassir As-Sa’di rahimahullah berkata,
أي: لا يتبع إلا ما أوحى الله إليه من الهدى والتقوى، في نفسه وفي غيره. ودل هذا على أن السنة وحي من الله لرسوله صلى الله عليه وسلم، كما قال تعالى: {وَأَنزلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ} وأنه معصوم فيما يخبر به عن الله تعالى وعن شرعه، لأن كلامه لا يصدر عن هوى، وإنما يصدر عن وحي يوحى.
“Maknanya: Beliau tidak mengikuti kecuali ajaran yang Allah wahyukan kepada beliau, berupa petunjuk dan ketakwaan, baik untuk beliau amalkan atau untuk diajarkan kepada yang lain.
Dan ini menunjukkan bahwa sunnah juga wahyu dari Allah untuk Rasul-nya shallallaahu’alaihi wa sallam. Sebagaimana juga firman Allah ta’ala,
وَأَنزلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
‘Dan Allah telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dan Al-Hikmah (As-Sunnah).’ (An-Nisa: 113]
Dan bahwa beliau maksum dalam penyampaian wahyu dari Allah dan syari’at-Nya, karena ucapan beliau tidak berasal dari hawa nafsunya, melainkan dari wahyu yang diwahyukan kepada beliau.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 818]
Maka Nabi Muhammad shallallaahu’alaihi wa sallam semata-mata hanya mengajarkan wahyu dari Allah, bukan dari diri beliau. Sebagaimana juga firman Allah ta’ala,
وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
“Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (wahyu Allah) dengan terang.” [An-Nur: 54]
Tapi sangat disayangkan, koq ada orang-orang yang seakan merasa lebih berhak dan lebih hebat dari Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam, yaitu mereka berani membuat-buat sendiri ajaran-ajaran untuk mereka yakini dan amalkan, padahal Nabi Muhammad shallallaahu’alaihi wa sallam saja hanya mengamalkan dan menyampaikan wahyu dari Allah ‘azza wa jalla.