Ujub Menghancurkan Amal: Lebih Baik Tidur daripada Merasa Diri Suci
Dalam perjalanan seorang hamba menuju Allah, ujub (rasa bangga diri atau takjub pada amalnya sendiri) adalah penyakit hati yang paling berbahaya. Ia adalah virus yang diam-diam merusak keikhlasan, bahkan mampu membatalkan seluruh amal shalih yang telah dikerjakan. Ujub menghancurkan amal adalah kebenaran yang harus selalu kita waspadai.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah memberikan nasihat tajam mengenai bahaya ujub setelah melakukan ketaatan:
“Sesungguhnya orang yang ujub amalnya tidak akan ada yang naik (diterima oleh Allah).” (Madaarijus Saalikiin – 1/177)
Peringatan Keras dari Ibnul Qayyim
Nasihat Ibnul Qayyim tentang ujub mengajarkan kita pentingnya menjaga hati setelah ibadah, terutama saat kita merasa telah melakukan amal yang istimewa.
Jangan Merendahkan Orang Lain Setelah Beramal
Ketika Allah Ta’ala membukakan pintu kebaikan untukmu, jangan pernah menggunakannya sebagai alasan untuk merasa lebih baik atau merendahkan orang lain.
- Jika Allah membukakan untukmu pintu shalat malam, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidur dengan pandangan merendahkan!
- Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidak berpuasa dengan pandangan merendahkan!
- Jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidak berjihad dengan pandangan merendahkan!
Kita tidak pernah tahu kondisi hati seseorang. Bisa jadi orang yang tidur, orang yang tidak berpuasa, dan orang yang tidak berjihad, dia lebih dekat dengan Allah dibandingkan dirimu karena keikhlasan dan kerendahan hatinya. Ini adalah bentuk rendah hati indikator amal diterima yang sebenarnya.
Lebih Baik Tidur Daripada Ujub
Nasihat ini sangat menohok dan seharusnya menjadi pengingat bagi para ahli ibadah:
“Dan sungguh engkau menghabiskan malam dengan tidur dan bangun pagi dalam keadaan menyesal, itu lebih baik dibandingkan engkau menghabiskan malam dengan shalat, namun di pagi hari engkau merasa ujub.”
Mengapa lebih baik tidur daripada ujub? Karena tidur yang diikuti penyesalan (dari kelalaian) masih menyisakan ruang tobat dan kerendahan hati. Sementara itu, shalat malam yang diikuti ujub akan membuat amal tidak diterima dan mengukuhkan kesombongan di dalam hati.
Kunci Amal Diterima: Istighfar dan Khauf (Takut)
Amal yang diterima akan membuat seorang hamba merasa penuh kekurangan, bukan penuh kebanggaan. Inilah kunci amal diterima.
Sebagaimana kita telah pelajari, setelah shalat yang merupakan ibadah terbaik, kita dianjurkan beristighfar. Ini adalah pesan bahwa sehebat apapun ibadah kita, ia dilakukan dengan kekurangan dalam ibadah.
Jangan biarkan ibadah yang seharusnya mendekatkanmu justru membuatmu menjauh karena penyakit ujub. Selalu ingat, bukan amalmu yang menyelamatkanmu, melainkan rahmat Allah Ta’ala.
Kesimpulan: Jaga Hati, Jaga Amal
Saudaraku, berhati-hatilah terhadap virus ujub. Ujub menghancurkan amal lebih cepat daripada maksiat yang terlihat.
Teruslah beramal shalih sekuat tenaga, tetapi iringi dengan rasa takut (khauf) dan harapan (raja’) yang seimbang. Bersyukurlah atas taufik dari Allah, bukan membanggakan performa diri.
Semoga Allah menjauhkan kita dari ujub dan menjadikan kita hamba yang senantiasa merendahkan hati dalam setiap ketaatan.