Setiap langkah yang kita pijak di bumi ini adalah bagian dari sebuah perjalanan. Namun, sudahkah kita menyadari ke mana akhir perjalanan kepada Allah ini akan mengantarkan kita? Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Mulk (67:15): “هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ ذَلُولًۭا فَٱمْشُوا۟ فِى مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا۟ مِن رِّزْقِهِۦ ۖ وَإِلَيْهِ ٱلنُّشُورُ”. Ayat ini dengan jelas menyatakan, “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
Ayat yang agung ini bukan hanya perintah untuk beraktivitas, tetapi juga pengingat penting akan tujuan hidup kita. Ia mengandung beberapa faedah mendalam yang harus kita resapi dalam setiap gerak-gerik kita di dunia. Mari kita selami makna dari akhir perjalanan kepada Allah ini.
Perintah Bekerja dan Kesadaran Rezeki dari Allah
Allah telah menjadikan bumi ini “mudah” bagi kita. Ini adalah isyarat bahwa bumi diciptakan sedemikian rupa agar kita bisa beraktivitas, berusaha, dan mencari rezeki di dalamnya. Perintah “berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya” adalah dorongan untuk bekerja keras, berinovasi, dan tidak bermalas-malasan. Namun, di balik itu, ada kesadaran mendalam bahwa semua rezeki yang kita peroleh berasal dari Allah. Bukan karena semata-mata kepintaran atau kekuatan kita, melainkan anugerah dari Sang Maha Pemberi Rezeki. Inilah bukti nyata dari kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Anda bisa membaca lebih lanjut tentang pentingnya tawakal dalam mencari rezeki di situs kami.
Peringatan Hari Akhir dan Pengingat Bersyukur
Setelah perintah untuk beraktivitas dan kesadaran akan rezeki, ayat ini ditutup dengan kalimat yang sangat krusial: “Dan hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” Ini adalah peringatan tegas akan Hari Akhir, hari kebangkitan, di mana setiap jiwa akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatannya. Penggalan ayat ini menjadi pengingat agar kita senantiasa bersyukur atas segala kemudahan dan rezeki yang diberikan Allah, namun tidak sampai terlena. Segala kenikmatan duniawi ini hanyalah sementara, dan akhir perjalanan kepada Allah adalah tujuan yang hakiki.
Ilmu sebagai Kompas Menuju Akhir Perjalanan
Memahami ayat ini menuntut kita untuk memiliki ilmu. Tanpa ilmu, kita bisa saja tenggelam dalam kesibukan dunia tanpa menyadari bahwa ada “ujung” dari setiap perjalanan. Ilmu membimbing kita untuk bekerja keras sambil tetap menjaga batasan syariat, mencari rezeki halal, dan menggunakan harta kita di jalan Allah. Ia juga membekali kita dengan kesadaran akan kematian dan kehidupan setelahnya, sehingga setiap keputusan hidup diarahkan untuk mencapai ridha-Nya. Ilmu adalah peta menuju akhir perjalanan kepada Allah yang selamat. Anda dapat menemukan lebih banyak artikel tentang bekal menuju akhirat di rancaekek.com. Untuk memahami konteks tafsir lebih dalam, Anda bisa merujuk pada sumber-sumber terpercaya seperti Tafsirweb.com.
Jangan Lupa Tujuan Sejati
Ayat ini secara indah menggabungkan antara perintah untuk hidup aktif di dunia dengan kesadaran akan kehidupan setelah mati. Kita diperintahkan untuk berinteraksi dengan dunia, namun diingatkan bahwa dunia ini hanyalah persinggahan. Akhir perjalanan kepada Allah adalah tujuan utama kita. Oleh karena itu, setiap langkah, setiap usaha, dan setiap rezeki yang kita dapatkan harus menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya, bukan justru menjauhkan.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing kita dalam setiap langkah perjalanan hidup, agar kita tidak pernah lupa bahwa akhir perjalanan kepada Allah adalah satu-satunya tujuan sejati kita.