Dalam kehidupan sosial, status seseorang bisa beragam, mulai dari yang tinggi hingga rendah. Namun, Islam mengajarkan bahwa setinggi apa pun status sosial seseorang, ia tetap harus memiliki sifat tawadhu (rendah hati). Tawadhu bukanlah kelemahan, melainkan kunci kemuliaan yang hakiki.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
“Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang yang ikhlas merendahkan dirinya demi mengharap ridha Allah akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi di sisi-Nya. Tawadhu menjadikan seseorang lebih dihormati, disegani, dan dicintai oleh sesama manusia serta mendapatkan kemuliaan di dunia maupun di akhirat.
Manfaat Sikap Tawadhu
- Mendapatkan Kemuliaan di Sisi Allah
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang rendah hati, baik di dunia maupun di akhirat. - Menumbuhkan Rasa Hormat dan Kasih Sayang Sesama
Seseorang yang tawadhu lebih mudah diterima dalam pergaulan, dihormati, dan dicintai oleh orang lain. - Menjauhkan Diri dari Kesombongan
Tawadhu adalah lawan dari takabur (sombong), sifat yang dibenci oleh Allah dan bisa menjerumuskan manusia dalam kesesatan. - Membantu Membangun Hubungan yang Harmonis
Orang yang rendah hati cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih baik, sebab ia tidak meremehkan orang lain dan selalu bersikap menghargai.
Kesimpulan
Sikap tawadhu adalah salah satu akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Dengan bersikap rendah hati, seseorang tidak hanya mendapatkan kemuliaan di dunia, tetapi juga diangkat derajatnya oleh Allah di akhirat. Oleh karena itu, marilah kita selalu berusaha untuk menerapkan sifat ini dalam kehidupan sehari-hari.
“Tawadhu di hadapan manusia, mulia di hadapan Allah.”