Mengenal Sahabat Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu: Teladan Kedermawanan dan Ketawadhuan
Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat terkemuka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau termasuk dalam kelompok “As-Sabiqun Al-Awwalun” (orang-orang yang pertama masuk Islam) dan salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga (Al-‘Asyarah Al-Mubasyarun bil Jannah). Kehidupan beliau penuh dengan pelajaran berharga tentang iman, kedermawanan, dan kesederhanaan.
Biografi Singkat Abdurrahman bin Auf
- Nama Lengkap
Abdurrahman bin Auf bin Abdi Auf bin Abdul Harits bin Zuhrah. Beliau berasal dari Bani Zuhrah, salah satu kabilah Quraisy yang terpandang di Makkah. - Keislaman
Abdurrahman bin Auf memeluk Islam melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. - Hijrah
Beliau turut hijrah ke Habasyah (Ethiopia) dan kemudian ke Madinah demi mempertahankan iman dan mengikuti perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. - Kedermawanan
Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai seorang saudagar yang sangat kaya tetapi sangat dermawan. Harta kekayaannya senantiasa digunakan untuk membantu perjuangan Islam. - Wafat
Beliau wafat pada tahun 32 H di Madinah pada usia sekitar 72 tahun dan dimakamkan di Pemakaman Baqi’.
Riwayat-Riwayat Penting tentang Abdurrahman bin Auf
- Termasuk 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad bin Abi Waqqash di surga, Sa’id bin Zaid di surga, dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di surga.” (HR. At-Tirmidzi) - Kedermawanannya di Jalan Allah
Anas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan:
“Abdurrahman bin Auf datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa 4000 dirham sebagai sedekah. Ia berkata, ‘Aku memiliki 8000 dirham; setengahnya aku simpan untuk keluargaku, dan setengahnya aku pinjamkan kepada Rabb-ku.’ Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Semoga Allah memberkahi apa yang engkau simpan dan apa yang engkau berikan.’” (HR. Ath-Thabrani) - Sikap Tawadhu’
Ketika diberi kabar bahwa ia termasuk ahli surga, Abdurrahman bin Auf menangis seraya berkata:
“Aku khawatir kami telah diberikan ganjaran di dunia sehingga kami tidak mendapatkan apa-apa di akhirat.” (HR. Bukhari dalam Adab Al-Mufrad)
Pelajaran Berharga dari Kehidupan Abdurrahman bin Auf
- Kedermawanan di Jalan Allah
Abdurrahman bin Auf adalah teladan dalam memanfaatkan kekayaan untuk kepentingan agama.
Allah Ta’ala berfirman:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakannya dengan lipatan yang banyak…” (QS. Al-Baqarah: 245) - Kesederhanaan Meski Kaya
Beliau menunjukkan bahwa seseorang bisa menjadi kaya namun tetap rendah hati dan menjaga orientasi akhirat. - Mengutamakan Akhirat daripada Dunia
Kekhawatiran Abdurrahman bin Auf terhadap kekayaannya di dunia mengajarkan pentingnya mengutamakan ganjaran di akhirat.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan hanya kepada Rabb mereka bertawakkal.” (QS. Asy-Syura: 36) - Kebersihan Hati dan Tawadhu’
Meski dijamin masuk surga, Abdurrahman bin Auf tidak pernah sombong. Ia terus meningkatkan amal dan ketaatannya kepada Allah.
Kesimpulan
Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu adalah sosok sahabat yang patut dijadikan teladan dalam berbagai aspek kehidupan. Keimanannya yang kuat, kedermawanannya yang tak tertandingi, dan kerendahan hatinya menunjukkan bagaimana seorang Muslim dapat meraih kesuksesan duniawi tanpa melupakan akhirat. Semoga kita dapat meneladani sifat-sifat mulia beliau.
“Sahabat Sunnah, silahkan share. Semoga Allah membuka pintu kebaikan melalui kita… aamiin.”
✍ Ditulis oleh Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.