Menjaga lisan adalah salah satu bentuk ketakwaan yang sering kali dilupakan. Banyak orang dengan mudahnya mencaci maki, mengumpat, atau berkata buruk tentang orang lain tanpa menyadari bahwa semua itu akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala) shalat, puasa, dan zakat. Namun, dia juga datang dengan membawa dosa karena telah mencaci orang lain… Maka pahala kebaikannya diberikan kepada orang-orang tersebut. Jika pahala kebaikannya sudah habis sebelum semua hak mereka terpenuhi, maka dosa-dosa mereka diambil dan dilemparkan kepadanya, lalu dia pun dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Dari hadits ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa seseorang yang memiliki banyak amal ibadah sekalipun dapat kehilangan semua pahala tersebut jika dia tidak menjaga lisannya.
Bahaya Mencaci dan Mengumpat
Sering kali, tanpa disadari, kata-kata kasar, hinaan, atau gosip keluar dari mulut kita. Padahal, Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa dosa akibat menyakiti orang lain dengan lisan bisa membuat seseorang kehilangan seluruh pahalanya. Bahkan, jika pahalanya telah habis, maka dosa orang yang dizalimi akan dipindahkan kepadanya.
Allah ﷻ juga memperingatkan dalam Al-Qur’an tentang akibat dari kelalaian dan kesombongan seseorang yang menolak untuk menjaga lisannya:
“Maka Kami menghukum mereka (pengikut Fir’aun), lalu Kami tenggelamkan mereka di laut, disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang lalai terhadap ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf: 136)
Bagaimana Cara Menjaga Lisan?
Agar terhindar dari kebangkrutan di akhirat, kita perlu menerapkan beberapa langkah berikut:
- Berpikir sebelum berbicara – Apakah kata-kata yang akan kita ucapkan membawa manfaat atau justru menyakiti orang lain?
- Menjaga adab dalam berkomunikasi – Hindari kata-kata kasar, fitnah, atau perkataan yang merendahkan orang lain.
- Memperbanyak dzikir dan doa – Dengan memperbanyak mengingat Allah, lisan kita akan lebih terjaga dari perkataan yang sia-sia.
- Berteman dengan orang-orang shalih – Lingkungan yang baik akan membantu kita dalam menjaga akhlak dan lisan.
- Menyadari bahwa semua perkataan akan dipertanggungjawabkan – Allah ﷻ mencatat setiap kata yang kita ucapkan.
Kesimpulan
Bangkrut di akhirat bukan hanya disebabkan oleh kekurangan amal ibadah, tetapi juga oleh kelalaian dalam menjaga lisan. Jangan sampai kita menjadi orang yang kehilangan pahala karena kebiasaan mencaci dan mengumpat. Mari lebih berhati-hati dalam berkata dan selalu berusaha menjaga lisan agar selamat di dunia dan akhirat.
Sebarkan kebaikan ini! Semoga bermanfaat.