casablanca, morocco, hassan ii mosque, religion, inner space, columns, travel, mosaic, architecture, mosque, mosque, mosque, mosque, mosque, mosque

Prioritas Hidup Adalah Akhirat: Jalan Menuju Kehidupan Sejati

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada godaan dunia yang menawan. Harta, jabatan, dan kenikmatan fana seringkali menjadi tujuan utama. Namun, sebagai seorang Muslim, sudah seharusnya kita memahami bahwa prioritas hidup adalah akhirat. Dunia ini hanyalah ladang tempat kita menanam, dan panen yang sesungguhnya akan kita tuai di akhirat.

Berikut adalah dalil-dalil kuat dari Al-Qur’an dan Sunnah yang menegaskan mengapa kita harus menjadikan akhirat sebagai prioritas utama.

1. Perintah Allah untuk Mendahulukan Akhirat

Allah Ta’ala memberikan petunjuk yang sangat jelas tentang bagaimana seharusnya kita menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Prioritas harus selalu diberikan pada akhirat, tanpa melupakan kebutuhan duniawi.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Qashash: 77:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَا

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia.

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, ayat ini bukan berarti dunia lebih penting. Justru sebaliknya: gunakanlah seluruh karunia Allah di dunia (harta, kekuatan, waktu) sebagai sarana untuk meraih pahala di akhirat. Ini menunjukkan bahwa prioritas hidup adalah akhirat, dan dunia hanyalah jembatan untuk mencapainya.


2. Dunia Hanyalah Kesenangan yang Menipu

Mengapa kita harus lebih memprioritaskan akhirat? Karena dunia ini hanyalah tipuan yang fana. Kenikmatan dunia tidak akan pernah kekal dan seringkali menjauhkan kita dari Allah.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ali ‘Imran: 185:

وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ

Artinya: “Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Ayat ini memperingatkan kita agar tidak tertipu oleh gemerlap dunia yang sementara. Peringatan ini serupa dengan pembahasan kita sebelumnya tentang fitnah dunia dan wanita yang bisa menjerumuskan manusia.


3. Kehidupan Sejati Ada di Akhirat

Berbeda dengan dunia yang menipu, kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, kekal, dan penuh kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-‘Ankabut: 64:

وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَ لَهِيَ ٱلۡحَيَوَانُ ۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ

Artinya: “Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.

Jika kita benar-benar memahami hakikat ini, maka prioritas hidup adalah akhirat akan menjadi satu-satunya pilihan yang logis dan bijaksana.


4. Dunia Seperti Persinggahan Musafir

Nabi ﷺ menggambarkan perumpamaan yang sangat indah tentang bagaimana seharusnya kita memandang dunia. Beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau seorang pengembara.” (HR. Al-Bukhari).

Perkataan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma yang menyertai hadis ini menegaskan kembali pesan tersebut: “Jika engkau berada di sore hari, jangan tunggu pagi; dan jika engkau berada di pagi hari, jangan tunggu sore; manfaatkan sehatmu sebelum sakit dan hidupmu sebelum mati.

Ini adalah nasihat untuk selalu bersegera dalam beramal, karena kita tidak tahu kapan waktu kita akan habis. Dunia hanyalah persinggahan singkat sebelum kita kembali ke kampung halaman yang sebenarnya, yaitu akhirat. Pesan ini sangat erat kaitannya dengan manfaatkan waktu yang kita miliki.


5. Dunia dan Akhirat: Waktu Amal vs. Waktu Hisab

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu memberikan perumpamaan yang sangat kuat:

Sesungguhnya dunia berjalan meninggalkan kita, dan akhirat datang mendekati kita. Masing-masing memiliki anak-anaknya, maka jadilah anak-anak akhirat, dan jangan menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah amal tanpa hisab, sedangkan besok adalah hisab tanpa amal.

Hari ini, kita masih memiliki kesempatan untuk beramal shalih. Namun, setelah kematian, kesempatan itu akan tertutup. Kita hanya akan berhadapan dengan hisab (perhitungan amal) tanpa bisa menambah sedikit pun amalan. Inilah mengapa prioritas hidup adalah akhirat harus menjadi landasan setiap keputusan kita.


Dengan memahami semua dalil di atas, sudah seharusnya kita bergegas mengumpulkan bekal terbaik untuk kehidupan abadi. Jadikan setiap aktivitas duniawi kita sebagai ladang untuk menanam amal shalih, sehingga pada saatnya nanti, kita bisa panen keuntungan besar di akhirat yang tak terhingga.

Scroll to Top