Menyesal Ingin Beramal: Kisah Penyesalan Setelah Kematian

Saat kita hidup di dunia, terkadang kita lalai dan menunda-nunda amal shalih. Kita mengira masih banyak waktu, padahal sejatinya, waktu yang kita miliki sangat terbatas. Al-Qur’an dan hadis Nabi ﷺ memberikan gambaran yang sangat jelas tentang penyesalan yang akan dirasakan oleh manusia setelah kematian. Mereka yang telah melewati batas kehidupan akan menyesal ingin beramal shalih jika diberikan kesempatan kembali ke dunia.

Berikut adalah dalil-dalil yang menunjukkan betapa besarnya penyesalan ini dan mengapa kita harus bersegera beramal sebelum terlambat.


1. Penyesalan Setelah Melihat Akhirat

Ketika manusia berada di hadapan Allah dan menyaksikan langsung realitas akhirat yang selama ini mereka dengar, penyesalan akan mencapai puncaknya. Mereka akan memohon untuk kembali ke dunia, bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk beramal shalih.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. As-Sajdah: 12:

قَالُوا رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

Artinya: “Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sekarang kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan amal shalih. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.

Ayat ini adalah potret nyata dari orang-orang yang telah melihat kebenaran dengan mata kepala sendiri. Mereka menyesal ingin beramal, dan keyakinan mereka yang baru muncul saat itu sudah tidak lagi bermanfaat.


2. Saat Kematian Datang, Mohon Kembali untuk Beramal

Penyesalan tidak hanya terjadi setelah dihisab, melainkan sudah dimulai sejak sakaratul maut. Seseorang yang merasa ajalnya sudah dekat akan menyadari betapa waktu di dunia ini telah disia-siakan.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Mu’minun: 99–100:

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ – لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحٗا فِيمَا تَرَكۡتُۚ

Artinya: “Sampai apabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat amal yang saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan.

Ini adalah pengingat yang sangat kuat. Permintaan untuk kembali ke dunia adalah untuk satu tujuan saja: beramal shalih. Ini menunjukkan betapa berharganya setiap amal shalih, terutama shalat sebagai tiang agama.


3. Shalat: Kunci Utama Amal yang Pertama Kali Dihisab

Shalat memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Ia adalah amal shalih utama yang menjadi penentu kebaikan amal lainnya. Inilah mengapa penyesalan untuk beramal shalih pasti juga mencakup penyesalan terhadap shalat yang disia-siakan.

Rasulullah ﷺ bersabda: “أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ” Artinya: “Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya. Jika rusak shalatnya, maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi no. 413).

Hadis ini memperkuat makna bahwa shalat adalah kunci utama semua amal. Oleh karena itu, orang yang menyesal ingin beramal setelah kematian pasti akan sangat menyesali shalatnya yang bolong, tidak khusyuk, atau ditunda-tunda.


Kesimpulan

Dalil-dalil di atas adalah peringatan keras bagi kita semua. Penyesalan orang yang telah meninggal dunia dan keinginannya untuk kembali ke dunia untuk beramal shalih adalah nyata dan pasti terjadi. Mereka ingin kembali untuk memperbaiki shalat, beribadah lebih banyak, dan melakukan segala kebaikan yang mereka sia-siakan.

Pesan terpentingnya adalah: semua hal yang mereka sesali dan inginkan kembali untuk melakukannya, masih bisa kita lakukan sekarang! Jangan tunggu sampai terlambat. Mari kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk shalat yang sempurna dan amal shalih lainnya.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang bersegera dalam kebaikan dan menjauhkan kita dari penyesalan di akhirat kelak, Aamiin.

Scroll to Top