Mus‘ab bin ‘Umair bin Hasyim bin ‘Abd Manaf al-‘Abdari adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang terkenal dengan keimanan kuat serta pengorbanannya dalam dakwah Islam.
Ia berasal dari keluarga kaya di Makkah, memiliki wajah tampan, dan sangat dicintai oleh orang tuanya. Namun, setelah masuk Islam, ia menghadapi ujian berat dari keluarganya yang menolak keislamannya.
Ketika Rasulullah ﷺ mencari seorang da‘i untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Yatsrib (Madinah), beliau memilih Mus‘ab bin ‘Umair sebagai duta Islam pertama ke Madinah. Dengan dakwahnya, banyak tokoh Anshar yang masuk Islam, termasuk Sa‘d bin Mu‘adz dan Usaid bin Hudhair radhiyallahu ‘anhuma.
Mus‘ab bin ‘Umair gugur dalam Perang Uhud sebagai pembawa panji kaum Muslimin. Ia terbunuh saat berusaha melindungi Rasulullah ﷺ.
Sumber Riwayat Shahih Tentang Mus‘ab bin ‘Umair
Dakwah Mus‘ab di Madinah
Dari ‘Urwah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Orang pertama dari kaum Muhajirin yang datang kepada kami adalah Mus‘ab bin ‘Umair, kemudian setelahnya datang Ibnu Ummi Maktum.”
(HR. al-Bukhari no. 3925)
→ Menegaskan bahwa Mus‘ab bin ‘Umair adalah duta Islam pertama yang diutus Rasulullah ﷺ ke Madinah untuk menyebarkan Islam.
Kesederhanaan Hidup Mus‘ab
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Mus‘ab bin ‘Umair terbunuh pada hari Perang Uhud. Tidak ditemukan sesuatu untuk mengafani beliau kecuali selembar kain burdah. Jika kami menutupkan kain itu pada kepalanya, maka kakinya terlihat. Jika kami menutupkan kain itu pada kakinya, maka kepalanya terlihat.”
(HR. al-Bukhari no. 1276, Muslim no. 940)
→ Mus‘ab yang dulunya hidup dalam kemewahan akhirnya wafat dalam keadaan sangat sederhana, menunjukkan pengorbanannya untuk Islam.
Faedah dan Hikmah dari Kisah Mus‘ab bin ‘Umair
✅ Keimanan yang Kokoh Mengalahkan Kemewahan Dunia
→ Mus‘ab memilih Islam meskipun harus kehilangan semua harta dan kenyamanan hidupnya. Ini sesuai dengan firman Allah:
“وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ”
“Sedangkan kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.”
(QS. Al-A‘la: 17)
✅ Dakwah yang Lembut dan Penuh Hikmah
→ Keberhasilan Mus‘ab dalam berdakwah di Madinah menunjukkan pentingnya hikmah dalam berdakwah, sebagaimana firman Allah:
“ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ”
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik.”
(QS. An-Nahl: 125)
✅ Kesabaran dalam Menghadapi Ujian
→ Mus‘ab tidak goyah meskipun keluarganya menolaknya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الصَّالِحُونَ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ”
“Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang shalih, lalu orang-orang setelah mereka sesuai dengan kadar keimanannya.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2398, hasan shahih)
✅ Mengutamakan Akhirat daripada Dunia
→ Kesederhanaan Mus‘ab di akhir hayatnya mengingatkan kita bahwa dunia ini sementara. Rasulullah ﷺ bersabda:
“كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ”
“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.”
(HR. al-Bukhari no. 6416)
✅ Keberkahan dalam Pengorbanan untuk Islam
→ Mus‘ab bin ‘Umair menjadi sebab tersebarnya Islam di Madinah. Ini menunjukkan bahwa Allah akan memberkahi setiap pengorbanan yang dilakukan ikhlas karena-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ”
“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. At-Taubah: 120)
Kesimpulan
Mus‘ab bin ‘Umair adalah contoh nyata keteguhan iman, pengorbanan, dan dakwah yang bijaksana. Dari kehidupannya, kita belajar bahwa:
- Keimanan harus lebih diutamakan daripada dunia.
- Dakwah harus dilakukan dengan hikmah.
- Ujian adalah bagian dari perjalanan menuju ridha Allah Ta’ala.
Sahabat Sunnah, silakan share.
Semoga Allah membuka pintu kebaikan melalui kita… Aamiin.
✍ Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.