Memilih Jajanan Sehat
BAHWA anak lebih membutuhkan makanan selingan atau camilan di antara dua waktu makan, benar adanya. Bahwa makanan selingan tidak selalu harus berarti jajan, juga sebuah fakta medik yang perlu diperhatikan. Mengapa?
Jajan berarti membeli makanan atau minuman yang bukan buatan sendiri. Sebagian besar penjual jajanan cenderung lebih mengutamakan keuntungan melebihi manfaat maupun keamanan makanan (food safety).
Tidak lebih menyehatkan
Jangan heran jika demi mendahulukan keuntungan, penjual jajanan memilih pewarna tekstil, penyedap berlebihan, minyak tak sehat, perenyah kimiawi, pemanis buatan, yang umumnya berpotensi menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari bila dikonsumsi terus-menerus untuk waktu lama. Jajanan jenis seperti itu ada di sekitar anak-anak kita. Banyak ibu kurang menyadari ini.
Bukan saja bahan aditif berbahaya yang dicampurkan ke dalam makanan-minuman jajanan, cara penyajiannya pun belum tentu menyehatkan. Penanganannya (food handling) yang umumnya kurang higienis, pembuatannya yang berisiko tercemar entah air (limbah) dari mana. Hampir pasti bahan bakunya belum tentu segar.
Kehilangan zat gizi
Selain belum tentu aman, semua jajanan juga belum tentu memenuhi syarat kesehatan. Tubuh membutuhkan jenis menu yang seimbang (balance diet), yang artinya lebih banyak karbohidrat, dan membatasi lemak serta protein sesuai kebutuhan saja.
Bila terus mengonsumsi bukan menu seimbang, selain akan kelebihan berat badan, juga bisa terancam kekurangan zat gizi tertentu. Mengapa? Karena berbagai menu tersebut umumnya kaya lemak dan gula, sehingga jumlah kalori melebihi kebutuhan tubuh. Sedangkan kandungan gizi menu jajanan pada umumnya cenderung kehilangan zat gizi akibat bahan baku biasanya sudah tidak segar dan pengolahannya pun dengan panas yang tinggi.
Camilan buatan sendiri
Tentu lebih baik bila tidak membeli jajanan, kecuali bila dipastikan aman dan masih bergizi, serta tak menyalahi kaidah ilmu gizi. Aman berarti tidak banyak ditambahkan berbagai bahan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Jajanan juga dinilai aman apabila tidak tercemar bibit penyakit perut akibat penanganan, dan penyajiannya yang kurang higienis.
Anak perlu dididik untuk cerdas memilih menu menyehatkan. Lidah anak sering sudah salah sejak awal, maka tak lagi menyukai menu rumahan yang lebih menyehatkan dibandingkan junk-food.
Beritahukan kepada anak bahwa pisang atau kacang rebus lebih menyehatkan ketimbang kentang goreng. Bahwa ubi rebus lebih menyehatkan dari keripik. Bahwa kerupuk warung hanya mengandung penyedap dan sagu saja.
Kelebihan memilih camilan buatan rumah selain bahan bakunya pilihan dan segar, diolahnya pun sesuai dengan selera keluarga. Maka dibutuhkan kepedulian setiap ibu untuk mau menyediakan camilan sebagai pengganti dari jajanan anak di sekolah, sehingga anak terbebas dari masalah kekurangan maupun kelebihan gizi.***
Sumber: Sahabat-Nestle