Pertanyaan: “Kedatangan laron semoga membawa rizqi.”
Pertanyaan:
“Kedatangan laron semoga membawa rizqi.” Permisi Ustadz, mau bertanya. Apa hukum ucapan seperti ini, Ustadz? 🙏🏼
Jawaban:
Mengucapkan “kedatangan laron semoga membawa rezeki” adalah salah satu bentuk keyakinan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam.
Menisbahkan kedatangan suatu makhluk atau fenomena alam seperti laron kepada keberuntungan atau rezeki tanpa dalil dari Al-Qur’an atau Sunnah dapat masuk ke dalam kategori tathayyur (anggapan sial atau untung karena pertanda-pertanda tertentu), yang termasuk dalam syirik kecil.
Islam melarang meyakini bahwa makhluk atau fenomena alam tertentu dapat mendatangkan manfaat atau mudarat secara langsung, tanpa izin Allah.
Dalil Larangan Tathayyur:
- Al-Qur’an: Allah ﷻ mengajarkan bahwa segala sesuatu, termasuk rezeki, datang dari-Nya dan bukan karena pertanda-pertanda atau fenomena alam: قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am: 162) Ayat ini menegaskan bahwa semua urusan, termasuk rezeki dan kehidupan, berada di tangan Allah, bukan karena tanda-tanda yang muncul dari makhluk atau fenomena alam.
- Hadits Nabi ﷺ: Rasulullah ﷺ dengan tegas melarang segala bentuk tathayyur, termasuk menisbahkan datangnya suatu makhluk atau fenomena alam dengan rezeki, sial, atau keberuntungan: لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ Artinya: “Tidak ada (penularan penyakit dengan sendirinya), tidak ada tathayyur (anggapan sial), tidak ada (anggapan sial karena) burung hantu, dan tidak ada bulan Shafar (yang dianggap membawa sial).” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ meluruskan keyakinan keliru masyarakat Arab Jahiliyah yang menghubungkan berbagai hal dengan keberuntungan atau kesialan, seperti burung atau bulan tertentu.
Ucapan Para Salaf Mengenai Tathayyur:
Para ulama Salaf juga sangat memperingatkan umat dari keyakinan tathayyur. Berikut adalah beberapa pandangan Salaf mengenai masalah ini:
- Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: الطِّيَرَةُ شِرْكٌ وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ Artinya: “Tathayyur adalah syirik. Dan tidak ada dari kita kecuali mungkin terlintas perasaan tersebut, tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi) Ibnu Mas’ud menegaskan bahwa tathayyur adalah bentuk syirik kecil karena menggantungkan nasib kepada sebab selain Allah. Namun, Allah akan menghilangkan pengaruh tathayyur ini dari orang yang bertawakkal (berserah diri) hanya kepada-Nya.
- Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam Syarh Shahih Muslim: “Para ulama sepakat bahwa tathayyur (keyakinan sial atau untung dari tanda tertentu) itu dilarang, dan ini termasuk syirik kecil jika seseorang menggantungkan suatu kejadian (sebab) pada makhluk tanpa dasar yang jelas dari syariat.”
Kesimpulan:
Mengucapkan “kedatangan laron semoga membawa rezeki” atau menisbahkan rezeki kepada datangnya suatu makhluk atau fenomena alam adalah tidak sesuai dengan ajaran Islam. Segala sesuatu, termasuk rezeki, datang dari Allah semata. Menisbahkan rezeki atau keberuntungan kepada makhluk, seperti laron, bisa termasuk tathayyur yang dilarang dalam syariat.
Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya menjauhkan diri dari keyakinan atau ucapan semacam itu, dan selalu bertawakkal kepada Allah dalam segala urusan.
Dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah, serta ucapan ulama Salaf, menegaskan bahwa hanya Allah yang menentukan rezeki dan nasib manusia, bukan makhluk atau fenomena alam tertentu.
═══✺══✺══✺═══
Sahabat Sunnah, silakan share. Semoga Allah membuka pintu kebaikan melalui kita… Aamiin.
✍ Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.