Faidah

Layaknya Non-Muslim

Refleksi dari Surah Ar-Rum Ayat 7

Dalam menjalani kehidupan di dunia, sering kali kita terjebak dalam kesibukan dan ambisi duniawi, tanpa menyadari pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Allah Ta’ala mengingatkan kita dalam Surah Ar-Rum ayat 7:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”

Ayat ini menyinggung mereka yang begitu mahir dalam urusan duniawi tetapi lalai dalam mempersiapkan kehidupan akhirat. Dunia memang memikat, dengan segala keindahan dan godaannya, tetapi semua itu hanyalah sementara. Sebaliknya, akhirat adalah kehidupan yang kekal dan abadi, yang memerlukan perhatian dan persiapan yang jauh lebih serius.

Layaknya Non-Muslim: Cerdas di Dunia, Lalai di Akhirat
Allah Ta’ala menggambarkan mereka yang hanya fokus pada dunia seperti orang-orang yang cerdas dan serius dalam urusan dunia, namun bodoh dan lalai dalam urusan akhirat. Fenomena ini bukan hanya terlihat di kalangan non-Muslim, tetapi juga bisa menjangkiti kaum Muslimin yang lebih mementingkan dunia daripada akhirat.

Dalam dunia yang serba materialistis ini, kita sering kali tergoda untuk mengejar harta, kekuasaan, dan kedudukan. Padahal, semua itu tidak akan berarti apa-apa ketika kita menghadap Allah di hari kiamat. Kepandaian dalam urusan dunia tanpa disertai kesadaran akan akhirat hanyalah kesia-siaan belaka.

Pentingnya Menyeimbangkan Dunia dan Akhirat
Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah ladang tempat kita menanam amal sholeh yang hasilnya akan kita panen di akhirat nanti. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak terjebak dalam urusan dunia semata dan melupakan persiapan untuk kehidupan yang kekal di akhirat.

Kepandaian dalam urusan dunia hendaknya diimbangi dengan kebijaksanaan dalam mempersiapkan bekal akhirat. Ini bukan berarti kita harus meninggalkan dunia, tetapi kita harus bijak dalam mengelola waktu, tenaga, dan harta untuk kebaikan di dunia dan akhirat.

Kesimpulan
Allah Ta’ala telah memberi peringatan yang jelas tentang pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Jangan sampai kita termasuk golongan yang hanya pandai dalam urusan dunia, tetapi lalai dalam urusan akhirat. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kebijaksanaan untuk selalu mengingat akhirat dan mempersiapkan diri dengan amal sholeh.

Semoga Allah membuka pintu kebaikan melalui kita semua. Aamiin.

✍ Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.