Kehidupan yang Sesungguhnya: Perspektif dari Al-Qur’an
Kehidupan di dunia ini seringkali dipenuhi dengan berbagai kesibukan, ambisi, dan pencapaian. Namun, dalam pandangan Islam, kehidupan dunia hanyalah sementara dan penuh dengan hal-hal yang bersifat senda gurau serta permainan. Dalam surat Al-Ankabut ayat 64, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ}
Artinya: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 64)
Ayat ini menekankan bahwa kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang kekal dan penuh dengan makna. Sementara kehidupan dunia hanyalah ilusi yang sering menipu manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengalihkan perhatian dari dunia yang bersifat fana ini dan lebih memfokuskan diri pada persiapan menuju akhirat.
Mengapa Dunia Hanya Senda Gurau?
Ketika seseorang terlalu fokus pada urusan dunia, rasa stres, kekhawatiran, dan kesedihan seringkali menghampiri. Hal ini terjadi karena kita memberikan nilai yang terlalu besar pada hal-hal duniawi, seakan-akan dunia adalah tujuan akhir hidup kita. Padahal, dunia hanyalah tempat persinggahan sementara yang penuh dengan cobaan. Dalam pandangan Allah, kehidupan dunia tak lebih dari permainan yang pada akhirnya akan berakhir.
Sebaliknya, kehidupan akhirat adalah tujuan utama setiap Muslim. Persiapan menuju kehidupan ini menjadi lebih penting daripada segala pencapaian duniawi. Sebagaimana kita serius mengurus urusan dunia, seharusnya kita lebih serius dalam mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Hidup di dunia hanyalah sarana untuk mengumpulkan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.
Kesimpulan
Kehidupan yang sesungguhnya adalah di akhirat. Dunia ini, dengan segala keindahan dan kesulitannya, hanya ujian yang akan berakhir. Oleh karena itu, setiap Muslim harus memiliki visi akhirat sebagai tujuan hidupnya, mempersiapkan bekal dengan amal sholeh, dan tidak terlalu larut dalam kesenangan dunia yang sementara. Semoga Allah SWT membimbing kita untuk selalu mengingat tujuan akhir hidup ini.
✍ Abu Yasyfik Sudirman, S.Ag.