Faidah

Diam atau Berkata yang Baik: Bijak Mengelola Lisan dalam Islam

Dalam Islam, menjaga lisan adalah salah satu kewajiban yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim. Ucapan yang keluar dari mulut kita bisa menjadi pahala besar, namun juga bisa menjadi dosa yang berat. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

“Aku tidak pernah menyesal karena diam, namun aku sering menyesal karena berbicara.” (Hilyat al-Auliya, Abu Nu’aim, 1/134)

Ungkapan ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana seharusnya seorang Muslim menggunakan lisannya dengan bijak. Lebih baik diam jika tidak bisa berkata baik, karena ucapan yang tidak terjaga bisa menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

Diam Lebih Baik daripada Berbicara yang Tidak Bermanfaat

Sering kali, kita terjebak dalam percakapan yang tidak produktif atau bahkan berdosa. Diam menjadi pilihan terbaik jika tidak ada manfaat yang bisa dihasilkan dari perkataan kita. Mengontrol lisan adalah bagian dari menjaga hati dan akhlak, karena banyak sekali dosa yang terjadi karena ketidakmampuan kita mengendalikan ucapan.

Lisan adalah anggota tubuh yang sangat mudah tergelincir dalam kesalahan. Banyak dosa lisan yang umum terjadi, seperti ghibah (menggunjing), fitnah, dan perkataan sia-sia. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya untuk memilih diam daripada berbicara sesuatu yang bisa membawa kerugian, baik di dunia maupun di akhirat.

Lisan: Anggota Tubuh yang Paling Rentan Terhadap Dosa

Dalam kehidupan sehari-hari, lisan kita sering kali menjadi sumber dosa. Dosa-dosa lisan seperti ghibah, fitnah, dan dusta adalah penyebab utama kebanyakan manusia terjerumus dalam kesalahan. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati dengan setiap kata yang keluar dari mulut kita. Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah orang-orang yang tidak menjaga lisannya.

Mengontrol lisan tidak hanya menjaga kita dari dosa, tetapi juga membantu kita mencapai derajat takwa yang lebih tinggi. Orang yang mampu menjaga lisannya dari perkataan buruk menunjukkan kesabaran dan kedewasaan dalam bersikap. Ini adalah salah satu ciri khas seorang Muslim yang bertakwa.

Berpikir Sebelum Berbicara: Kunci Menghindari Dosa Lisan

Islam mengajarkan agar kita selalu berpikir sebelum berbicara. Memastikan bahwa setiap kata yang keluar dari mulut kita memiliki manfaat adalah bagian dari adab seorang Muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penting untuk selalu menimbang konsekuensi dari perkataan kita. Apakah ucapan itu bermanfaat? Apakah ada dampak buruk dari perkataan tersebut? Jika kita ragu-ragu, diam adalah pilihan terbaik. Kebiasaan ini akan membentuk karakter kita menjadi lebih sabar dan bijak dalam setiap situasi.

Berkata Baik: Manfaatkan Lisan untuk Kebaikan

Jika kita memutuskan untuk berbicara, pastikan bahwa perkataan itu adalah kebaikan. Seorang Muslim seharusnya menggunakan lisannya untuk hal-hal yang membawa manfaat, seperti menyampaikan nasihat, berdakwah, atau memberikan motivasi. Perkataan yang baik adalah sedekah, dan setiap kali kita berbicara dengan kebaikan, kita akan mendapatkan pahala.

Menghindari perkataan yang sia-sia adalah bagian dari menjaga kehormatan diri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bahwa salah satu ciri dari kesempurnaan iman adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna. Hal ini termasuk berbicara tentang sesuatu yang tidak perlu atau yang tidak memiliki manfaat.

Berbicara Berlebihan: Bahaya yang Harus Diwaspadai

Berbicara terlalu banyak atau tanpa tujuan yang jelas bisa membawa kita pada dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa banyak manusia yang terjerumus ke dalam neraka akibat lisannya. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada terhadap bahaya berbicara berlebihan, karena setiap ucapan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.

Dalam dunia modern ini, menjaga lisan tidak hanya terbatas pada perkataan yang diucapkan secara langsung, tetapi juga mencakup perkataan dalam bentuk tulisan, seperti yang kita tulis di media sosial atau platform lainnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati, baik dalam berbicara maupun menulis.

Kesimpulan

Diam atau berkata yang baik adalah prinsip utama dalam menjaga lisan menurut ajaran Islam. Ucapan yang baik bisa membawa pahala dan manfaat, sedangkan ucapan yang buruk bisa menimbulkan penyesalan dan dosa. Sebagai seorang Muslim, kita harus selalu berusaha mengontrol lisan, menjaga diri dari dosa-dosa lisan, dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbicara dengan kebaikan.

Mari kita jadikan lisan sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan dan manfaat, serta memilih diam ketika kita tidak yakin apakah perkataan kita akan membawa kebaikan atau tidak. Dengan demikian, kita bisa hidup lebih bijak, tenang, dan terhindar dari dosa.