AqidahFaidah

Matimu Tak Jauh dari Kebiasaan Hidupmu

Nabi ﷺ bersabda,

“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya”
(HR Muslim no 2878)

Berkata Al-Munaawi,

“Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu”
(At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859)

Artinya, setiap orang akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi terakhir kematiannya.

Bila ia mati dalam kondisi bermaksiat, maka akan dibangkitkan seperti itu.

Demikian juga ketika wafat dalam ketaatan, akan dibangkitkan juga dalam keadaan demikian itu.

Kesimpulannya kondisi orang yang meninggal biasanya tak lepas dari kebiasaannya ketika hidup di dunia.

Kalau mau tahu bagaimana kondisi matimu kelak bagaimana, maka perhatikan kebiasaanmu sehari-hari

Ada ungkapan Arab yang berbunyi,

“Matinya seseorang itu sesuai dengan cara hidupnya.”

Maka, jika ingin mati happy ending –hasil hanya Allah yang tahu– harus membiasakan diri dalam ketaatan dan kebaikan.

Lihatlah kisah Kematian Aamir bin Abdillah Az-Zubair

Mush’ab bin Abdillah bercerita tentang ‘Aamir bin Abdillah bin Zubair yang dalam keadaan sakit parah,

‘Aaamir bin Abdillah mendengar muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat maghrib, padahal ia dalam kondisi sakaratul maut pada nafas-nafas terakhir, maka iapun berkata,

“Pegang tanganku ke mesjid…!!”

Merekapun berkata,
“Engkau dalam kondisi sakit !”,

Diapun berkata,

“Aku mendengar muadzin mengumandangkan adzan sedangkan aku tidak menjawab (panggilan)nya? Pegang tanganku…! Maka merekapun memapahnya lalu iapun sholat maghrib bersama Imam berjama’ah, diapun shalat satu rakaat kemudian meninggal dunia.”
(Lihat Taariikh Al-Islaam 8/142)

Inilah kondisi seorang alim yang senantiasa mengisi kehidupannya dengan beribadah sesegera mungkin… bahkan dalam kondisi sekarat tetap ingin segera bisa sholat berjama’ah.

Bandingkanlah dengan kondisi sebagian kita… yang tatkala dikumadangkan adzan maka hatinya berbisik,

“Iqomat masih lama…., entar lagi aja baru ke mesjid…, biasanya juga imamnya telat ko’…, selesaikan dulu pekerjaanmu.. tanggung…”,

Dan bisikan-bisikan yang lain yang merupakan tiupan yang dihembuskan oleh Iblis dalam hatinya.

Kisah diatas juga memberikan pelajaran penting.
Matimu tidak jauh dari kebiasaanmu

Maka dari itu saudaraku…
Mari berhenti sejenak, lalu merenungkan pada perkara apa kita biasa berbuat.

Jika pada dosa, maka berhentilah, semoga Allah mengampuni kita semua dan menutup semua aib-aib kita.

Rencanakan kematian terbaikmu sejak sekarang, dengan membiasakan diri mengamalkan kebaikan-kebaikan.

Maka hidup itu sebenarnya menjalani bagaimana cara mati.

Sedangkan Allah menciptakan kematian dan kehidupan adalah untuk menguji, siapakah di antara manusia yang paling baik amalnya.

Sumber :
Az Pawennay
indonesiainside.id
firanda.com