AdabAqidahFaidahManhaj

Jadilah Pembuka Kebaikan, dan Penutup Keburukan!!

☘?☘?☘?☘

Nabi ﷺ bersabda:
“Sungguh, diantara manusia ada yang menjadi pembuka kebaikan penutup keburukan, ada pula diantara mereka yang menjadi pembuka keburukan penutup kebaikan. maka berbahagialah orang yang menjadi pembuka kebaikan, dan celakalah bagi orang yang menjadi pembuka keburukan”.
__________
Shahih. Riwayat Ibnu Majah, al-Baihaqi dan yang lainnya

Keberadaan kita di media sosial beragam sesuai dengan niat dan langkah yang kita lakukan:

▬ Jika tujuannya karena Allah ﷻ, maka jalan yang ditempuh pun mesti di jalan Allah ﷻ.

▬ Ada yang niatnya ikhlas karena Allah ﷻ untuk menjalin ukhuwah, ini adalah kebaikan yang sangat besar.

▬ Ada yang niatnya ikhlas karena Allah ﷻ untuk menjalin ukhuwah dan berdakwah, ini adalah kebaikan di atas kebaikan.

⁉Ada juga yang belum jelas, sebenarnya untuk apa saya ada di sana ? yang seperti ini maka kembali pertimbangkan dan luruskan niat !

Diantara perkara penting yang harus kita lakukan selain ikhlas karena Allah ﷻ adalah..

❶ Hendaklah keberadaan kita disana sebagai pembuka kebaikan, bukan pembuka keburukan.

❷ Perhatikan adab dan akhlaq dalam setiap ucapan dan perbuatan.

❸ Jika kita ingin mengabarkan sesuatu, maka kabarkanlah yang benar dengan menimbang, apakah yang saya sebar ini memberikan manfaat atau tidak ?

Apalagi jika yang kita sebarkan adalah masalah agama, maka..
Fahami terlebih dahulu apa yang kita sebarkan !
Cermati terdahulu, apakah sumbernya bisa dipertanggung jawabkan ?

Kemudian…
Nabi ﷺ bersabda:
“Agama adalah nasihat”.
__________
Shahih. Riwayat Muslim

Nasihat dalam hadits ini lebih luas maknanya daripada makna nasihat dalam bahasa indonesia, nasihat dalam hadits ini artinya menjaga hubungan dengan menginginkan kebaikan untuk orang lain

Karena nasihat itu sendiri berasal dari kata Nashaha yang arti aslinya adalah jernih atau murni, karena itu ada ungkapan dalam bahasa arab al-Asal an-Nasih yang artinya madu murni atau Nasha al-Jawwu artinya udara yang jernih

Karena itu pula dalam lanjutan hadits Nabi ditanya, “untuk siapa nasihat itu?” Nabi menjawab: “Untuk Allah, untuk kitabNya, untuk Rasul……”,

Jika arti nasihat difahami dengan makna yang kita fahami dalam bahasa indonesia, maka akan ada kerancuan dalam memahaminya.

Tapi jika kita tahu secara rinci seperti uraian di atas maka kita fahami bahwa, sejatinya nasihat untuk Allah ﷻ adalah membersihkan atau memurnikan hubungan kita dengan Allah, yakni dengan memenuhi hak-hakNya.
__________
Untuk lebih rinci baca syarah kitab Hadits Arbain karya Syaikh Shalih Alu Syaikh

Maka tentunya nasihat yang kita ungkapkan di media sosial, mesti disampaikan dengan kejernihan hati, keikhlasan, dan menginginkan kebaikan kepada saudara kita

Sama sekali bukan untuk merusak ukhuwah, setiap dialog yang kita lakukan mesti diiringi dengan kejernihan hati, karena menginginkan kebenaran dan objektif, tidak subjektif.

Standarnya bukan suka dan tidak suka, tapi ukurannya adalah haq dan bathil.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:
Terimalah kebenaran itu walaupun jauh dan pahit kau rasakan, dan tolaklah kebatilan itu walaupun dekat dan manis kau rasakan”.

Barakallahu fiikum

Faidah dari al-Ustadz,
BENI SARBENI, Lc
Hafidzhahullahu Ta’ala

☘?☘?☘?☘